by

Orang Madura Mengenal Tiga Lebaran (Tellasan) dalam Setahun

-Berita-263 views

IKBM MEDIA, Pontianak – Umumnya, masyarakat hanya mengenal dua kali lebaran dalam setahun, yakni lebaran Idulfitri dan Iduladha. Namun tidak dengan masyarakat Madura, ia malah mengenal bahwa lebaran dalam setahun ada tiga kali.

Lebaran apa saja yang biasa dilestarikan oleh masyarakat Madura?

Yakni Lebaran Idulfitri (Tellasan Keni’), Lebaran Ketupat (Tellasan Topak/Ketopak) dirayakan 7 hari setelah Lebaran Idulfitri, dan Lebaran Iduladha (Tellasan Rajeh)

Lebaran Ketupat bagi masyarakat Madura bukan termasuk kegiatan ritual keagamaan namun merupakan tradisi turun temurun sejak Kerajaan Islam Jawa bercokol di Madura sebagai wujud syukur yang tiada henti setelah menjalani ibadah Ramadan dan dilanjutkan dengan puasa enam hari pada bulan Syawal (pasca Idulfitri)

Selain itu “Tellasan Topak” menjadi momentum Silaturahmi saling berkunjung bagi yang belum melakukannya saat Hari Raya Idulfitri

Tradisi yang di lakukan saat Tellasan Topak ini hampir sama dengan perayaan Hari Raya Idulfitri

Yaitu saling berbagi rejeki kepada tetangga dan kerabat yang di kenal dengan “Ter-ater” (mengantar makanan), saling berkunjung dan menyantap bersama masakan yang sudah di siapkan

Sore harinya dengan membawa bekal makanan bersama mengunjungi tempat wisata. Bahkan masih ada yang ziarah ke makam keluarga dan leluhur saat Tellasan Topak.

Yang membedakan Lebaran Idulfitri dengan Ketupat, saat Tellasan Topak/Ketopak semua makanan yang tersaji berbasis ketupat makanan dari bahan beras dicampur air secukupnya dan dimasak dengan dibungkus janur (daun kelapa) atau daun pisang.

Suasana pun bernuansa ketupatan, ada yang sengaja menghias rumah dengan pernak pernik ketupat

Tidak hanya itu, saat merayakannya anak anak dengan bangganya berkalung ketupat sambil bermain dan berlarian ke tetangga

Sementara para ibu rumah tangga sibuk menyiapkan berbagai kuliner yang pas disantap dengan ketupat seperti aneka opor ayam/daging, soto, mie ketupat/lontong, kaldu dan rujak cingur ketupat/lontong.

Bagi warga masyarakat di perkotaan tradisi membuat ketupat sudah mulai bergeser ke lontong makanan dengan bahan dan proses yang hampir sama namun terbungkus daun pisang.

Selain proses pembuatannya yang cenderung simpel, hasilnya pun lebih halus dan kenyal

Namun perubahan jenis ini tidak mengurangi makna perayaan Lebaran Ketupat yang dilakukan bahkan tak akan mempengaruhi punahnya kecintaan masyarakat terhadap makanan khas “Ketupat”

Selamat merayakan Lebaran Ketupat, semoga tradisi ini semakin melekat di hati masyarakat sebagai momentum wujud syukur, introspeksi dan mempererat silaturahmi tanpa mengabaikan prosedur kesehatan maupun himbauan pemerintah di saat Pandemi Covid-19.  (*)

 

Sumber : Radar Bangsa

Upload : TIM IKBM MEDIA

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed