IKBM Media, Pontianak – Di Kalimantan Barat, pemilihan duta anak muda lebih dikenal dengan event Pemilihan Lanceng Praben. Berbeda dengan di tanah leluhur Pulau Madura sana, event seperti ini menggunakan sebutan Pemilihan Kacong Tor Cebbing.
Sebenarnya, apa yang membedakan empat kata tersebut?
Kita mulai dari event yang dikenal di Kalimantan Barat, yakni Lanceng Praben. Lanceng dikenal oleh masyarakat Madura adalah anak lelaki yang sudah layak kawin, dalam istilah Melayu dikenal sebutan Bujang. Cukup umur bila mau dicarikan jodoh.
Praben, di masyarakat Madura adalah sebutan bagi anak yang sudah dewasa namun belum menikah. Dalam bahasa nasional anak gadis alias Nak Dare kata orang Melayu Pontianak.
Itu dua kata yang berbeda untuk sebutan anak Madura yang sudah cukup umur untuk dijadikan menantu.
Selanjutnya sebutan Kacong tor Cebbing. Kacong dalam kamus Bahasa Madura artinya anak laki-laki, tidak terikat usia. Asal anak laki-laki disebut kacong. Panggilan kacong umumnya bagi masyarakat Madura diucapkan oleh orang yang lebih tua kepada yang lebih muda. Tak etis bila lebih muda menyebut kacong kepada yang lebih tua. Kecuali yang lebih tua tersebut memang memiliki nama Kacong. Tak bisa ngelak bagi yang muda untuk tidak menyebut kacong. Misal, Teh (paman) Kacong.
Ngelak sedikit agar lebih beretika, bila namanya Kacong, biasa yang lebih muda cukup memanggik kakak atau gutteh (paman) atau lainnya sejenis pangkat dalam family.
Sedangkan cebbing, adalah sebutan bagi anak perempuan. Sama dengan kacong, tidak terikat oleh usia. Asal anak perempuan biasa dipanggil cebbing. Adapula sebutan lain sejenis cebbing, yakni nik atau menik.
Kembali ke judul, bagaimana bila di Kalbar menggunakan kalimat Pemilihan Kacong Cebbing. Hal tersebut terlontar saat technical meeting Pemilihan Lanceng Praben 2022, Kamis (18/8/2022) pagi tadi. Ialah dari Sekretaris IKBM Kalbar, H. M. Fauzi. Menurutnya, penggunaan kalimat tersebut lebih menseragamkan dengan yang digunakan di Pulau Madura. Tapi hal tersebut baru sebatas opini yang perlu dibicarakan kembali oleh sesepuh di IKBM Kalbar, pun juga oleh Ikatan Lanceng Praben Kalbar.
Penulis setuju saja bila menggunakan Kacong tor Cebbing. Sebab cakupannnya lebih luas. Tidak terikat oleh kejantanan atau kegadisan. Eh, maksudnya status lajang saja.
Yang sudah dewasa atau status janda namun memiliki paras aduhai dan wawasan luas, juga bisa mengikuti event tersebut. Begitu juga sebaliknya bagi yang laki-laki. Maaf, mungkin ulasan ini agak ngawur, namun mengikuti yang lagi trend saja, Janda Naik Daun.
Selain itu, bila menggunakan kalimat Kacong tor Cebbing, event tersebut juga sekaligus bisa dirangkai dua tingkat. Pertama tingkat dewasa, kedua tingkat anak-anak. Atau kalau mau tambah seru, tambah dua tingkat lagi, tingkat di atas dewasa alias sudah berkeluarga dan tingkat janda. Tingkat terakhir ini saya jamin lebih banyak peminat dan penonton juga sawerannya. Hahahahaha.
Bagaimana kelanjutan Lanceng Praben selanjutnya? Apakah cukup sampai tahun ini saja, atau tetap tak bisa di-kaco lagi?
Kita tunggu episode rangkaian kata selanjutnya. (*)
Penulis : Ubay KPI
Comment